Senin, 12 September 2011

ADHD

Beberapa teori yang sering dikemukakan adalah hubungan antara neurotransmiter dopain dan epinefrina. Teori faktor genetik, beberapa penelitian dilakukan bahwa pada keluarga penderita, selalu disertai dengan penyakit yang sama setidaknya satu orang dalam keluarga dekat. Orang tua dan sodara penderita ADHD memiliki resiko sehingga 2-8 x terdapat gangguan ADHD. Teori lain menyebutkan adanya gangguan disfungsi sirkoit neuron di otak yang dipengaruhi oleh berbagai gangguan neurotransmiter sebagai pengatur gerak dan control aktivitas diri. Faktor resiko yang meningkatkan terjadinya ADHD kurangnya deteksi dini gangguan pada masa kehamilan (infeksi, genetic, keracunan obat, alkohol dan rokok, serta stress psikogenic). Gangguan pada masa persalinan (premature, postmatur, hambatan persalinan, induksi, kelainan persalinan). Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk mendidik dan membimbing anak-anak mereka yang tergolong hiperaktif:  Orang tua perlu menambah pengetahuan tentang gangguan hiperaktifitas  Kenali kelebihan dan bakat anak  Membantu anak dalam bersosialisasi  Menggunakan teknik-teknik pengelolaan perilaku, seperti menggunakan penguatan positif (misalnya memberikan pujian bila anak makan dengan tertib), memberi disiplin yang konsisten, dan selalu memonitor perilakua anak  Memberikan ruang gerak yang cukup bagi aktivitas anak untuk menyalurkan kelebihan energinya  Menerima keterbatasan anak  Membangkitkan rasa percaya diri anak  Tetapkan sebuah tugas sederhana untuk dilakukan oleh anak setiap hari, seperti; membereskan mainannya, meletakan handuk sehabis mandi, dll. Cara ini dapat melatih anak berkonsentrasi.  Kembangkan keterampilan anak mengatur waktu dengan mengajak membuat jadwal harian  Mengatur rutinitas anak berolahraga  Bekerja sama dengan guru disekolah agar guru memahami kondisi anak yang sebenarnya  Disamping itu, anak bisa juga malakukan pengelolaan perilakunya sendiri dengan bimbingan orang tua. Contohnya dengan memberikan contoh yang baik kepada anak, dan bila suatu saat anak melanggarnya, orang tua mengingatkan anak tentang contoh yang pernah diberikan orang tua sebelumnya. Solusi Diketahui ada dua cara mengatasi untuk menangani ADHD; yaitu Parmacological dan nonpharmacological. Penanganan Parmacological diterapkan tergantung pada hasil diagnosa dokter dan psikolog. Umumnya memberikan obat-obatan. Selama terapi ini, orang tua harus senantiasa berhubungan dengan dokter . hal yang penting diperhatikan saat terapi adalah dampak obat terhadap anak, seperti: penutunan berat badan, perubahan selera makan, sulit tidur malam, dan cenderung mengalami kepanikan. Nonpharmacological adalah cara alternatif menangani ADHD tanpa obat, yaitu: pendidikan khusus, terapi perilaku, dan psikoterapi seluruh keluarga. Hingga saat ini para ahli masih meneliti dampak penanganan alternatif ini dalam mengembangkan disiplin dan rasa tanggung jawab pada anak pengidap ADHD. Terapi yang diberikan untuk tatalaksana pasien ADHD harus dilaksanakan secara menyeluruh, dimulai dengan edukasi dengan keluarga, terapi perilaku hingga pelaksanaan dengan obat-obatan farmasi. Beberapa terapi yang dapat diberikan adalah: a. Terapi obat-obatan Terapi penunjang terhadap impuls-impuls hiperaktif dan tidak terkendali, biasanya digunakan anti depresan seperti: Ritalin, Dexedrine, Desoxyn, Adderal, Cylert, Buspar dan Clonidine b. Terapi nutrisi dan diet Keseimbangan karbohidrat dan protein c. Terapi biomedis Suplement nutrisi, definiensi mineral, dan gangguan asam amino d. Terapi Behavior Terapi Cognitif behaviour untuk membantu anak dengan ADHD untuk beradaptasi skill dan memperbaiki kemampuan untuk memecahkan masalah. >contoh kasus ADHD

1 komentar:

  1. Jadi sebenarnya ADHD itu bisa bermanfaat ya Yen, (kayak perenang Michael Phelps juga ADHD kan) asalkan orangtua/pendidik sabar dalam memanfaatkan potensi tersebut. :)

    BalasHapus